Baru-baru ini ada kesedihan menjalar ke dalam jiwa. Saya kehilangan sesuatu. Sesuatu yang amat bernilai dan bermakna.
Untuk memilikinya dahulu, saya terpaksa menyimpan selama beberapa ketika. Mengikat perut sedikit. Dan dia bersama saya menempuh perjalanan hidup yang getir dan kadang menyeronokkan ini selama lebih 5 tahun.
Nyata, ia amat bermakna kepada diri saya.
Kami pernah sendirian berdua di pinggir kampung. Ada ketika kami melintas padang pasir yang tandus juga berdua. Pernah kami mengharung ribut salji di pinggir selat Bosphorus yang penuh bersejarah itu. Ia juga meneman saya tawaf mengelilingi destinasi impian umat Islam - Kaabah. Ada susah, ada senang.
Itulah jam kesayangan saya.
Namun kehilanganya sekelip mata. Dijarakkan dengan hanya 4 rakaat solat zohor.
Saya redha. Mungkin ada sesuatu Allah mahu kurniakan di sebalik kehilangan itu. Hikmah-Nya selalu tersembunyi di sebalik gusar hati manusiawi. Kebetulan pula sekarang saya sedang mengusahakan buku yang berkisar tentang masa dalam hidup seorang muslim. Hilangnya nyawa kedua saya bagai mendatangkan ilham bantuan dari Rabb penganugerah nikmat waktu.
Walau kini saya berteman baru. Namun, ia tetap kekal di hati. Menjadi kenangan yang utuh di sanubari. Insyaallah.
Moga saya menjadi muslim yang menghargai nikmat waktu dari Illahi.
1 ulasan:
tak pe lah ustaz.. setiap kesusahan pasti ade hikmahnya.. sabar lah ustaz :)
Catat Ulasan